Cintanya Nino - Cerpen
- frasakita72
- Aug 3, 2024
- 4 min read
Updated: Aug 4, 2024

Waktu ditakdirkan terus berjalan, pertemuan dengan setiap orang juga termasuk takdir. Pertemuan-pertemuan dengan seseorang pastinya akan selalu berbeda sifatnya, baik, buruk, jahat. Namun itulah manusia dengan karakternya masing-masing.
Ini juga terjadi pada kalian dan Nino. Nino merupakan cowok yang biasa-biasa saja, lahir dari keluarga sederhana dan masa kecilnya dikelilingi orang-orang baik. Sehingga sampai dewasa di usia saat ini yakni 23 tahun ia memiliki kepribadian baik dan sopan. Banyak orang-orang yang ia temui, ada yang jahat, ada juga yang baik terhadapnya. Ia sejak kecil merupakan orang yang pemarah, ketika ada orang yang menjahatinya, ia akan marah memukul orang tersebut dan mengejarnya. Seringkali Nino berkelahi dengan teman-teman sekelasnya semasa ia duduk di bangku Sekolah Dasar. Pernah suatu masa Nino berkelahi sendirian melawan lima orang di kelas, dan ia memenangkan perkelahian tersebut seorang diri.
Nino sendiri termasuk cowok yang playboy dari kecil, banyak perempuan yang ia dekati dan banyak juga yang suka terhadapnya. Nino mulai tertarik pada perempuan sejak kelas 1 SD, dimana ia menyukai salah satu teman perempuannya bernama Yuli. Beranjak ke kelas 2 SD ia berani mengutarakan rasa Sukanya dengan menulis surat yang berisi kalimat, “Kalau sudah gede, kita nikah yuk” begitulah isinya. Secarik kertas yang hendak diberikan, tiba-tiba ada seorang ibu mengambil kertas tersebut sambil tersenyum Ketika membacanya dan dibawa keluar kelas, yang entah diapakan kertas tersebut. Kejadian lain juga Ketika di saat selesai upacara, semua siswa berlari ke kelas masing-masing, namun Nino dengan sengaja mencium pipinya Yuli disaat berdempetan di depan kelas. Yuli mengadu kepada ibunya.
“Mamah mah aku dicium dia” kata Yuli
“Duh ya ampun.. udah udah gih masuk kelas dulu ya” ucap ibunya sambil mengusap pipinya Yuli.
Begitulah Nino, Cerita ini berlanjut kemasa SMP. Seperti biasa sebelum berangkat Sekolah, ia bangun subuh untuk salat terlebih dahulu, kemudian mandi. Sehabis mandi, Nino membangunkan saudara perempuannya yang berbeda kamar. Nino mambangunkannya dengan cara menggedor-gedor pintu kamar.
“Dok, Dok, Dok..” (Suara pintu yang digedor dengan tangan)
“Ti bangun Ti” ucap Nino
“Ti bangun Ti.. Dok, Dok, Dok”
“Iya Nik, udah bangun ini” Saut Vianti dari dalam kamar
Berjalanlah Nino pergi ke kamarnya untuk memakai pakaiannya bersiap-siap berangkat sekolah. Sudah semua Nino persiapkan, seperti buku serta alat tulis dimasukkan ke tas. Sekarang tinggal menunggu saudaranya bersiap-siap. Nino hanya melihat Vianti berdandan dicermin, sambil bersenandung lagu yang ia ingat. Usai sudah Vianti menghias dirinya. Kini Nino menyalakan motornya yang sudah terparkir di depan rumahnya. Kemudian Vianti menaiki motor tersebut.
Kemudian sesudah sampai di sekolahan. Nino berjalan menuju ke kelas. Ketika sudah di depan kelas, ternyata belum ada guru yang masuk, sehingga Nino berpikir untuk duduk sementara dulu di depan kelas, sembari menunggu guru yang datang. Datanglah teman dari kelas sebelah datang menghampiri Nino.
“Ngapain No?” Tanya Ferdi
“Duduk aja Fer” jawab Nino
Sampai berlanjutlah perbincangan dipagi hari itu.
Tiba-tiba ada guru agama berpeci putih serta membawa tumpukan buku tebal yang datang dari seberang lapangan menuju Nino dan temannya.
“Bruk” Suara buku tebal menghantam kepala mereka berdua yang dipukul oleh guru tersebut.
“Ngapain masih di luar, masuk!” ucap guru tersebut
Nino dan temannya akhirnya masuk ke kelas masing-masing.
Nino sendiri bersekolah di SMPN 4 Cibarusah, banyak kisah percintaan di Sekolahan tersebut, namun Perempuan yang paling berkesan di hati Nino ialah perempuan bernama Liana. Perempuan tersebut yang ia kenal dari jejaring media sosial Facebook dan ternyata ia sekolah yang sama dengan Nino sebagai adik kelasnya. Waktu semakin lama, Nino mulai tertarik dengan Liana ditunjukkan dengan menyukai serta mengomentari postingan Liana.
Tapi ketertarikan itu hanya sesaat, setelah itu hilang kabar antara Nino dan Liana sampai masa SMA.
Kemudian di masa SMA kelas 3, Nino mendapatkan nomor Whatsapp Liana dari Instagram yang telah ditelusurinya. Lalu berlanjut komunikasi di whatsapp.
Seiring komunikasi, mereka berdua timbul perasaan cinta. Komunikasi intim tersebut hanya bertahan dua tahun saja, karena Nino sendiri tidak siap untuk menjalin hubungan lebih lanjut, akhirnya menghilang kembali kabar mereka berdua selama dua tahun.
***
Berita terbaru di Instagram tentang Liana muncul kembali ketika Nino sedang mencari informasi tentang Liana. Ia menemukan sebuah foto Liana yang dikelilingi oleh teman-temannya. Entah mengapa, ia merasa ada dorongan untuk mengirim pesan. Di sinilah Nino memutuskan untuk mengambil langkah berani yang tidak pernah dilakukannya sebelumnya.
Tiga hari kemudian, Liana membuka pesan di Instagram dari Nino. Dia terkejut dan cemas sekaligus gembira. “Nino? Aku tidak menyangka kamu masih ingat aku!” tulis Liana dengan cepat, menandai kekagumannya yang spontan.
Kemudian Nino meminta nomor Whatsaap Liana yang telah hilang. Mereka berdua saling berbalas pesan di aplikasi tersebut.
Setelah beberapa bulan berbalas pesan, mereka mulai sering bertukar cerita dan membagikan pengalaman hidup mereka. Ketika Nino memutuskan untuk mengajak Liana bertemu secara langsung, dia merasakan campur aduk antara kegembiraan dan kecemasan. Liana, dengan karakternya yang riang dan sering panik, tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya ketika mereka merencanakan pertemuan.
Di hari pertemuan, Nino dan Liana bertemu di taman kota yang tenang. Nino memandang Liana dengan penuh perhatian. Liana, di sisi lain, mencoba menenangkan dirinya, meski tangannya terus-menerus bermain dengan ujung gaunnya. “Hai, Nino,” sapanya dengan senyum ceria dan sedikit tremor di suaranya.
Mereka berbicara dengan lancar seolah tidak ada jarak waktu yang memisahkan mereka. Liana membagikan cerita-cerita lucu tentang petualangannya, sementara Nino hanya mendengarkan dengan penuh kekaguman. Mereka mulai merasakan kedekatan yang baru. Sejak saat itu, mereka mulai berkencan dan saling memahami satu sama lain lebih dalam.
Sekarang, setelah sembilan bulan berpacaran, mereka sudah menjadi pasangan yang saling melengkapi. Nino yang dulu pendiam kini merasa lebih terbuka dengan Liana yang ceria. Liana yang sering panik kini menemukan ketenangan dalam kehadiran Nino. Mereka saling mendukung dan menjaga satu sama lain dengan penuh kasih.
Di tengah kafe itu, Nino memandangi layar ponselnya yang kini menampilkan foto-foto mereka bersama. Kenangan masa lalu yang menghubungkan mereka kini menjadi dasar untuk masa depan yang mereka bangun bersama. Setiap tawa dan kebahagiaan yang mereka rasakan adalah bukti bahwa kadang-kadang, berita lama bisa menjadi awal dari sesuatu yang sangat berarti.
Comments